Senin, 11 Februari 2008

Pemburu belut pun perlu leveraging


Senin malem jam 19:00, saya menonton acara di ElshintaTV. Di sana bercerita tentang dua orang pencari belut, yang satu di daerah Tangerang, dan satu lagi di daerah Sukoharjo yang sangat menarik untuk disimak.
Pencari belut pertama mencari belut dengan memakai alat Bantu berupa perangkap anyaman dengan diameter kira-kira 7 cm dan panjang 1 meter, yang didalamnya dimasukkan umpan bekicot. Perangkap tersebut dibuat banyak berkisar antara 30-50 buah yang diletakkan ke dalam lumpur sawah pada sore hari. Kemudian pagi harinya pemburu belut tersebut memanen hasil buruannya berupa belut yang masih hidup, kemudian dipilih dan belut kecil tidak layak jual dilepas lagi ke sawah sedangkan yang cukup besar dijual dengan harga 9000 perkilogram, biasanya jumlah tangkapannya berkisar antara 2-12 kg tergantung dari musim.
Pencari belut kedua, di daerah Sukoharjo menggunakan setrum accu, kerja malam hari lima orang menyusuri sawah2 kemudian menusuk-nusukkan batang besi yang mengandung strum ke Lumpur. Jika ada belut yang kesetrum, maka dengan sendirinya belut tersebut keluar dan siap diambil. Belut yang tersetrum kadang2 besar kadang2 kecil, tetapi keduanya ikut dijual karena belut tersebut udah setengah pingsan. Resiko yang bisa ditemui kadang-kadang ketemu dengan ular. Dan setelah pagi hari belut yang dikumpulkan dijual dengan harga Rp. 7.500/kg
Coba kita bandingkan, cara pertama sangat mudah dan cara kedua dengan lima orang hasilnya tidak sebanyak cara pertama. Apa kata kuncinya? Jawabnya adalah alat bantu (leveraging)..
Action business coach merumuskan ada empat jenis leverage dalam membantu bisnis lebih berkembang, yaitu : 1) System (mekanisme yang dibuat agar lebih mudah dilakukan) & technology, 2) Delivery & Distribution 3) Test & measure, 4) People & education. Coba kita tanyakan ke diri kita masing2 apakah kita sudah bekerja dengan alat Bantu yang maksimal? Karena alat Bantu membuat kita kerja lebih produktif dan lebih nyaman (santai) yang tentunya akan menambah kualitas hidup kita. Kalau pemburu belut aja bisa, kenapa kita tidak.

Tidak ada komentar: